Membedakan Kabut, Asap, dan Kabut Asap

Membedakan Kabut, Asap, dan Kabut Asap.Dok Foto (Dispenau Lanud Rsn)
SIGAPNEWS.CO.ID | PEKANBARU - Beberapa hari belakangan di wilayah Pekanbaru kabut asap menjadi trending pembicaraan warga maupun tulisan beberapa media. Kabut asap ramai disebut saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hal ini lantaran pada Minggu (8/10/2023) lalu Kota Bertuah sempat terhalang jarak pandang pada pagi hari.
Namun kabut yang turun ternyata berangsur menghilang seiring dengan sinar matahari yang mulai muncul. Pada hari minggu tersebut suhu Udara Riau berada di angka 23.0 – 33.0 °C dengan kelembapan udara 56 – 98 %. Sementara arah angin berhembus ke Tenggara – Selatan dengan kecepatan 10 – 30 km/jam. Hal ini kemungkinan menjadi pemicu adanya kabut yang turun pada minggu pagi.
Untuk menghindari kepanikan karena turunnya kabut atau asap, Letkol Lek Ferry Duwantoro, S. Si.T., menyampaikan beberapa penjelasan tentang Kabut dan Asap menurut Ilmu Meteorologi. Kabut dan asap adalah dua fenomena yang berbeda. Kabut terbentuk karena adanya proses kondensasi uap air di dekat permukaan tanah atau di dekat air yang dingin hingga ketinggian 500 meter. Kabut dapat terbentuk pada ketinggian yang rendah karena menyentuh permukaan bumi. Sementara itu, asap terbentuk dari pembakaran. Asap mengandung partikel-partikel kecil seperti karbon, nitrogen, dan sulfur yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
“Untuk membedakan kabut dengan asap secara ilmu cuaca, kita dapat melihat perbedaan warna dan tekstur antara kabut dan asap. Kabut biasanya berwarna putih atau abu-abu dan memiliki tekstur yang lembut seperti awan. Sementara itu, asap biasanya berwarna abu-abu atau hitam dan memiliki tekstur yang kasar. Selain itu, kabut biasanya terbentuk pada pagi hari atau malam hari ketika suhu udara rendah dan kelembapan tinggi. Sedangkan asap dapat terbentuk kapan saja ketika ada pembakaran,” jelas Kasibaseops Lanud Roesmin Nurjadin tersebut bertempat di Kantor Baseops Disops Lanud Rsn, Rabu (11/10/2023).
Kabut dalam konteks meteorologi dikenal dengan istilah fog dan mist. Jika kabut menyebabkan jarak pandang kurang dari 1 km maka disebut fog dalam pelaporan cuaca penerbangan. Jika jarak pandang 1 km tetapi tidak lebih dari 5 km maka kabut disebut mist. Semua jenis fog muncul ketika suhu dan titik embun udara menjadi sama (atau hampir sama). Fog mudah dibedakan dengan haze berdasarkan kelembapan relatifnya yang lebih tinggi (mendekati 100%, memiliki kelembapan yang cukup besar secara fisiologis) dan warna abu-abu. Haze tidak mengandung droplets aktif yang lebih besar dari ukuran kritis menurut teori Köhler. Mist memiliki kelembapan relative lebih rendah daripada fog, dan tidak menghalangi jarak pandang pada tingkat yang sama. Istilah mist digunakan dalam laporan cuaca ketika terdapat kekaburan, dan kelembapan relatifnya adalah 95% atau lebih, namun umumnya lebih rendah dari 100%.
Dijelaskan Letkol Ferry kabut akan menghilang pada saat sinar matahari cukup intensif menembus kabut. Pada saat itu butiran-butiran kabut akan menguap oleh panas matahari dan lapisan kabut akan menghilang dari pandangan mata. Pada kabut evaporasi, ketika proses evaporasi telah berhenti maka uap air yang akan bercampur dengan udara kering tidak ada lagi. Proses kondensasi tidak terbentuk dan butiran air yang menjadi kabut tidak terwujud lagi.
“Sedangkan asap menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), adalah salah satu jenis polusi udara yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan pembakaran biomassa. Asap adalah suspensi partikulat dan gas di udara yang dikeluarkan ketika suatu bahan mengalami pembakaran atau pirolisis, bersama dengan jumlah udara yang masuk atau tercampur ke dalam massa,” terang Perwira Menengah tersebut ketika disinggung tentang asap.
Read more info "Membedakan Kabut, Asap, dan Kabut Asap" on the next page :
Editor :Erick Donald Simanjuntak
Source : Dispenau