Warga Mengeluh, Pemko Pekanbaru Sibuk Seremonial, Jalan Rusak Tak Tersentuh

Jalanan Rusak parah. Dok foto( Red)
SIGAPNEWS.CO.ID | PEKANBARU, - Sudah tujuh bulan sejak Agung Nugroho resmi dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto, sebagai Walikota Pekanbaru. Namun, hingga kini janji politik yang pernah diucapkannya untuk memperbaiki jalan-jalan rusak di kota ini belum juga terlihat nyata.
Padahal, saat kampanye hingga sesaat sebelum dilantik, Agung Nugroho berulang kali menegaskan bahwa perbaikan jalan berlubang menjadi prioritas utamanya. Bahkan, ia sempat berjanji akan meninjau dan langsung memperbaiki jalan di malam setelah pelantikan. Fakta di lapangan justru jauh berbeda, Pekanbaru masih dikelilingi jalan rusak parah yang menimbulkan kecelakaan, kemacetan, dan keresahan masyarakat.
Hasil investigasi Haluanberantas.com menemukan kondisi memprihatinkan di berbagai titik, seperti Jalan Blimbing, Jalan Taskurun, Jalan Garuda, Kel. Tengkerang Tengah, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.
Kondisi jalan ini bukan hanya berlubang, tetapi sudah hancur dan tidak layak dilalui. Ketika hujan turun, genangan air menutup lubang-lubang jalan sehingga kerap memakan korban pengendara.
Anton, seorang pemuda yang tinggal di Jalan Blimbing, mengaku sudah lama jengkel dengan kondisi jalan tersebut.
"Ini jalan sudah parah kali bang. Dah lama hancur, belum juga diperbaiki. Kalau hujan, lubang-lubang dalam itu tertutup air, orang tak nampak. Sudah banyak kecelakaan, mobil pun sering terperosok karena saking dalamnya jalan yang rusak," ujar Anton pada Haluanberantas, Jumat (5/9/25).
Bukan hanya Anton, Keluhan senada juga datang dari warga Jalan Garuda, Yuli. Ia menyebut, Pemko Pekanbaru seolah tidak peduli pada penderitaan masyarakat.
"Janji Walikota dulu, begitu dilantik langsung perbaiki jalan rusak. Tapi faktanya, jalan Garuda ini dibiarkan hancur bertahun-tahun. Padahal ini jalan utama kota. Harusnya jadi prioritas, bukan malah sibuk dengan acara seremonial," tegas Yuli.
Yuli bahkan menuding bahwa pemerintah kota hanya sibuk dengan agenda pencitraan yang tidak menyentuh kebutuhan warga.
"Mereka pandai bikin acara seremonial, potong pita, atau apalah acara acara itu, tapi kerja nyatanya tidak ada. Masyarakat dibohongi dengan janji-janji manis. Jalan hancur dibiarkan, korban terus berjatuhan. Ini jelas pengkhianatan pada rakyat," ujarnya.
Dihari yang sama, Rahmad, warga Jalan Taskurun, juga melontarkan kritik pedas. Menurutnya, memang ada beberapa lubang kecil yang diperbaiki, namun kerusakan parah sama sekali tak tersentuh.
"Yang ringan mereka tambal, supaya kelihatan kerja di mata masyarakat. Tapi jalan yang hancur parah, sampai bertahun-tahun, tidak pernah diperbaiki. Alasan mereka anggaran tidak ada, tapi di sisi lain Pemko sering bikin acara seremonial. Ini hanya pencitraan, bukan kerja nyata," tegasnya.
Dari keluhan-keluhan itu, mereka menilai Pemko Pekanbaru di bawah kepemimpinan Agung Nugroho gagal menghadirkan perubahan. Alih-alih fokus pada infrastruktur dasar, pemerintah lebih sibuk dengan agenda seremonial yang tidak berdampak langsung bagi masyarakat.
Menurut mereka, Walikota Pelanbaru dalam mewujudkan janji kampanye dikala itu hanya omon omon. Apa yang dulu disampaikan dengan lantang kini terbukti hanya sebatas retorika.
Mereka mendesak Walikota agar segera menunjukkan keseriusan, bukan hanya sekadar pencitraan. Perbaikan jalan dinilai sangat mendesak karena menyangkut keselamatan warga dan aktivitas perekonomian kota.
"Kalau pemerintah serius, pasti bisa. Tinggal niat dan komitmen. Jangan sampai Pekanbaru makin terpuruk karena pemimpinnya hanya pandai bicara," kata Anton menutup perbincangan kepada Haluanberantas.com
Hingga berita ini diterbitkan, Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, belum memberikan klarifikasi resmi terkait kritik masyarakat maupun janji kampanyenya yang hingga kini belum terealisasi.
Haluanberantas telah berupaya mengonfirmasi kepada Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, melalui pesan WhatsApp. Namun, pesan tersebut hanya centang satu karena nomor yang bersangkutan tidak aktif.
Editor :Erick Donald Simanjuntak
Source : Liputan