Dari Masjid untuk Negeri, Kebersamaan Jamaah At-Thaiyibah di Hari Kemerdekaan

Jemaah beristirahat usai bergotong royong
PEKANBARU — Suasana Minggu pagi (17/8) di Jalan Cemaran Ujung, Pekanbaru, tampak berbeda. Puluhan warga Jemaah Masjid At-Thaiyibah turun tangan membersihkan halaman masjid dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu majelis taklim, remaja, hingga anak-anak, semua larut dalam semangat gotong royong.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua Masjid At-Thaiyibah, H. Masrul Kasmy, dan didampingi Imam Masjid, Ustaz Muhammad Ali. Dengan sapu, cangkul, hingga gerobak dorong sederhana, warga bahu-membahu menata lingkungan agar masjid tetap menjadi pusat ibadah yang nyaman.
“Masjid bukan hanya tempat shalat, tapi juga rumah kebersamaan. Karena itu saya mengajak jamaah untuk selalu menjaga kebersihan, bukan hanya di lingkungan masjid, tapi juga di rumah masing-masing,” tegas H. Masrul saat berbincang dengan wartawan di sela kegiatan.
Semangat gotong royong ini tak hanya soal menjaga kebersihan, tapi juga menjadi ruang bagi warga menyampaikan suara hati di tengah momentum kemerdekaan. Dari kalangan ibu-ibu majelis taklim, Fadila mengungkapkan harapannya agar pemerintah lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat kecil.
“Kami ingin sekolah murah untuk anak-anak, harga sembako yang stabil, dan tarif listrik jangan terus naik. Itu kebutuhan dasar kami. Semoga pemimpin bisa lebih peduli pada rakyat kecil,” ujarnya.
Harapan serupa juga disampaikan jamaah lain yang menilai kepemimpinan bangsa harus lebih dekat dengan nilai-nilai agama.
“Kalau pemimpin mencontoh Rasulullah SAW, menegakkan Islam dengan adil, insyaAllah Indonesia akan lebih maju dan rakyat hidup sejahtera,” kata salah seorang jamaah.
Gotong royong kali ini berlangsung dalam suasana hangat penuh tawa. Anak-anak tampak antusias mengangkut daun kering, sementara para remaja membantu mengecat pagar.
Momentum kebersamaan itu seolah menegaskan makna kemerdekaan yang bukan sekadar seremoni, melainkan praktik nyata persatuan di tingkat akar rumput.
Perayaan sederhana dengan tenaga seadanya tersebut justru menghadirkan makna mendalam. Warga menunjukkan bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya soal upacara atau lomba, melainkan merawat kebersamaan dan menyuarakan aspirasi agar pemerintah mendengar denyut nadi rakyat.
Dengan gotong royong yang mengikat, warga Masjid At-Thaiyibah menutup kegiatan dengan doa bersama, memohon agar Indonesia tetap aman, adil, dan sejahtera di usia kemerdekaan yang ke-80.
Editor :Tim Sigapnews