Para Pelatih Cabor Riau Datangi Kantor Dispora Riau

Para Pelatih Cabor beraudiensi dengan Kabid Pembudayaan Prestasi Dispora Riau Suhartoni
RIAUBERKABAR | PEKANBARU - Untuk memperjuangkan hak-hak yang sudah diterbitkan Gubernur Riau melalui Pergub, para Pelatih Cabor peraih medali mendatangi Kantor Dispora, Jumat (26/11/21) pukul 10.00 WIB pagi untuk mempertanyakan bonus bagi pelatih yang nilainya tidak manusiawi dan sangat jauh dari bonus pada PON ke XIX Jabar lalu.
Bonus pelatih pada PON Jabar bagi atletnya yang meraih medali emas sebesar Rp150 juta bersih, lalu pelatih yang atletnya meraih medali perak mendapatkan Rp100 juta, sedangkan bagi atletnya yang meraih medali perunggu, pelatihnya mendapat bonus Rp60 juta.
Namun sangat berbeda pada PON XX Papua, pelatih atlet peraih medali emas hanya diberi bonus Rp60 juta, untuk atlet peraih medali perak Rp40 juta, dan Rp20 juta untuk pelatih atlet peraih medali perunggu.
Lalu, sesampainya para pelatih Cabor Riau di kantor Dispora, salah seorang security di posnya mengatakan bahwa "Bapak Kadis lagi keluar".
Para pelatih pun beralih menanyakan keberadaan Kabid Prestasi Dispora, Suhartoni. Ternyata sama, beliau juga sedang tidak ditempat.
Akhirnya, pelatih tinju, Darman Hutauruk menghubungi Suhartoni melalui telepon selulernya, dan dijawab oleh Kabid Prestasi Dispora tersebut dengan mengatakan, "Saya tunggu di depan kantor DPRD Riau," ucap Toni.

Kemudian, atas permintaan dari Kabid Prestasi Dispora itu, maka para pelatih menyusul dan menjumpai Beliau.
"Pak Toni apakah bonus kami yang tidak manusiawi ini tidak bisa diubah lagi? kami pelatih berdarah-darah, kami tidak protes apa yang di dapat atlet kami dengan besaran Rp250 juta, tetapi kami sebagai pelatih masa dihargai dengan Rp60 juta dan di potong pajak lagi," ujar Derisman penuh kekecewaan.
"Pergub yang sudah beredar, pelatih emas dapat Rp100 juta, pelatih perak Rp80 juta, dan perunggu Rp70 juta. Sekarang kok menjadi Rp60 juta pelatih emas, pelatih perak Rp40 juta dan pelatih perunggu Rp20 juta, hargailah pengorbanan dan perjuangan kami pak Toni," ucap Saddun dengan nada memohon.
"Kami sudah rapat dengan unsur Dispora KONI, kami sudah coba. Tapi itu lah keputusan nya, tapi saya akan coba rapat lagi," sambut Kabid Toni.
"Pak kami ini yang melahirkan atlet, tanpa kami tidak akan ada atlet. Kami ini orang tua mereka, tapi kenapa kami diperlakukan seperti ini? Apakah yang memutuskan tidak punya hati nurani? Sebentar lagi Pra PON Aceh Sumut XXI, mana perhatian pemerintah yang diwakilkan oleh Dispora," ujar Darman Hutauruk dengan penuh kekecewaan.
Lanjut Darman, "Tunggang langgang pagi siang sore malam kita melatih, dari nol bertahun tahun. Mental, teknik semua kita berikan, baru menjadi atlet. Dan itu belum berprestasi butuh berkali kali PON, sekarang berprestasi bonusnya pun menyedihkan," kesal Darman.
Hasnur, pelatih atletik menambahkan, "Uang untuk bonus masih ada sisa Rp13 Miliar lagi, kan bisa ditambahkan untuk pelatih satu orangnya Rp50 juta dan itupun pelatih peraih medali hanya 30 orang, dan dari Rp13 Miliar hanya terpakai Rp1,5 Miliar, masih juga bersisa Rp11,5 Miliar lagi, jangan lah kami diginiin pak," ujarnya.
"Ini level PON masa kita di giniin bonusnya, sementara provinsi tetangga seperti Jambi dan Aceh, atlet peraih emas dapat Rp300 juta dan pelatihnya Rp275 juta, semua seluruh Indonesia hampir sama," sebut Darman.
"Kalau tidak ada perubahan dan keputusan dari Kadispora, kita akan mengadu ke Bapak Syamsuar Gubernur Riau hari ini juga," tutup Derisman, pelatih Angkat Berat Riau.
Jadwal penyerahan bonus akan langsung diberikan oleh Gubernur Riau, Syamsuar pada hari Senin 29 November 2021.
Apa yang diharapkan seluruh pelatih yang atletnya meraih medali pada PON ke XX di Papua semoga dikabulkan oleh Gubernur Riau.
Semoga tidak menjadi preseden buruk untuk dunia olahraga Riau yang sudah 2 kali Porwil dan 3 kali PON terkuat di pulau Sumatera.

Editor :Helmi
Source : Tim Sigapnews